Kabupaten Wonogiri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lambang Kabupaten Wonogiri Moto: Sabda Sakti Nugrahaning Praja Semboyan: Wonogiri SUKSES (Stabilitas, Undang-undang, Koordinasi, Sasaran, Evaluasi, dan Semangat Juang) |
|
Peta lokasi Kabupaten Wonogiri ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦮꦤꦒꦶꦫꦶ Koordinat: - |
|
Provinsi | Jawa Tengah |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Tanggal | 19 Mei 1941 |
Ibu kota | Wonogiri |
Pemerintahan | |
- Bupati | H. Danar Rahmanto |
- DAU | Rp. 917.476.557.000.-(2013)[1] |
Luas | 1.822,37 km2 |
Populasi | |
- Total | 1.005.000 jiwa (2003) |
- Kepadatan | 551,48 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 0273 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 25 |
- Kelurahan | 297 |
- Situs web | www |
Daftar isi
Sejarah
Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio "kerajaan kecil" di bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan sangat sederhana, yang dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan Raden Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri (Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu.Mulai saat itulah Nglaroh menjadi daerah yang sangat penting, yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah di kemudian hari. Tepatnya pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabi'ul awal (Mulud) Tahun Jumakir , Windu Senggoro : Angrasa retu ngoyang jagad atau 1666, dan apabila mengikuti perhitungan masehi maka menjadi hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 (Kahutaman Sumbering Giri Linuwih), Ngalaroh telah menjadi kerajaan kecil yang dikuatkan dengan dibentuknya kepala punggawa dan patih sebagai perlengkapan (institusi pemerintah) suatu kerajaan walaupun masih sangat sederhana. Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan Raden Mas Said selama penjajajahan Belanda telah pula menunjukkan reaksinya menentang kolonial.
Jerih payah pengeran Samber Nyawa (Raden Mas Said) ini berakhir dengan hasil sukses terbukti dia dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya ( KGPAA) Mangkunegoro I. Peristiwa tersebut diteladani hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat kahutaman ( keberanian dan keluhuran budi ) perjuangan pemimpin, pemuka masyarakat yang selalu didukung semangat kerja sama seluruh rakyat di Wilayah Kabupaten Wonogiri[3].
No comments:
Post a Comment